Jemaat
GPM Regoha baru saja menjadi tuan rumah pelaksanaan program pemberdayaan
ekonomi umat, khususnya jemaat-jemaat GPM se-pulau Sermata. Program tersebut
terelisasi atas kerjasama dengan Biro Pembangunan Masyarakat dan Lingkungan
Hidup serta Yayasan Ina Ama, terutama untuk kehadiran fasilitator; Ir. J.A.S.
Lamerkabel, M.Si, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Pattimura,
Tenaga Ahli Serangga Berguna (Lebah Madu) bersama K. Pentury, S.Si (Tenaga
Laboran Biologi Fakultas MIPA Universitas Pattimura). Kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan yang
dibuka oleh Ketua Klasis GPM Pp. Babar, berlangsung pada tanggal 21 – 22
Oktober 2014 dan dihadiri oleh 40 orang utusan dari 6 jemaat, diantaranya
adalah Pemburu Lebah Hutan Apis dorsata.
Pada
hari pertama, dengan gayanya yang khas, Ir. J.A.S. Lamerkabel, M.Si yang akrab
dipanggil pa Bob menyanjikan materi Pemeliharaan, Pengelolaan dan Pengemasan Madu Hutan
Apis dorsata Untuk Peningkatan
Kualitas Dalam Rangka Peningkatan Ekonomi Jemaat GPM Di Pulau Sermata. Sehari penuh, tidak membuat para
peserta menjadi jenuh. Dengan sangat antusias para peserta mengajukan berbagai
pertanyaan yang memperlihatkan adanya keinginan kuat untuk meningkatkan
kemampuan dan pengetahuan mulai dari, jenis lebah, flora pakan lebah, strata
lebah, cara memanen sarang lebah yang berazaskan lingkungan, cara memproduksi
sarang lebah madu yang higenis, produk lebah, cara menurunkan lokoni lebah
untuk mengurangi resiko jatuh, cara pengepakan, dll. Bahkan tidak saja di dalam
ruangan, diskusi lanjutan terjadi di luar dengan sangat akrab. Malam hari
dilakukan persiapan praktek lapangan dengan pembagian kerja, terutama
mengarahkan para pemanjat pohon tempat koloni lebah.
Hari
kedua, fasilitator bersama semua peserta bersama beberapa warga jemaat Regoha
berangkat ke tempat praktek. Ternyata, pada jarak + 1 km dari desa
Regoha ditemukan sebuah pohon beringin tempat bersarang lebah dengan jumlah
koloni/sarang lebah yang sangat mengejutkan, sebanyak 64 koloni/sarang. Menurut
Ir. J.A.S. Lamerkabel, M.Si, lebah hutan Apis
dorsata dengan ciri koloni yang lebih dari satu adalah sub sepsis Apis dorsata binghami. Yang mengejutkan,
bukan saja jarak yang sangat dekat dengan tempat hunian penduduk, tetapi jumlah
yang mencapai 64 koloni telah mengalahkan rekor di India dengan temuan jumlah 58 koloni lebah
hutan Apis dorsata binghami. Pada
jarak yang berdekatan pula ditemukan sebuah pohon parna tempat bersarang lebah
hutan Apis dorsata dengan jumlah 1
koloni/sarang. Sub spesis ini disebut Apis dorsata dorsata.
Dengan
perpaduan antara kemampuan akademik dan pengalaman sebagai pakar lebah madu,
para peserta terus dituntun untuk semakin mengenal lebah hutan Apis dorsata bersama vegetasinya, hingga
mempraktekkan metode sarang buatan “tali
jemuran”. Kesibukan lain yang menggirahkan rasa ingin tahu para peserta
terlihat disekitar tempat kerja K.
Pentury, S.Si, yang akrab dipanggil pa Kres untuk memastikan identifikasi spesis
lebah hutan. Mengakhiri kegiatan di Regoha, telah dipilih 3 orang koordinator
Kelompok Masyarakat Pemburu Lebah Hutan Pulau Sermata, yakni; Austen Kay, Nikodemus
Onaola dan John Tarekar. Ketiga Koordiantor ini akan mengkoordinir pembentukan
kelompok di semua jemaat dan desa.
Kemudian
pada tanggal 23 - 25 Oktober 2014, dilanjutkan dengan penelitian jenis, pohon
tempat sarang lebah, flora pakan lebah hutan Apis dorsata dengan metode observasi diskritif dan analisa data
dengan metode random di dusun Loltulu,
desa Rotnama, dan desa Lelang di pulau Sermata. Saat menyusuri hutan dusun
Loltulu, ditemukan pula 34 koloni lebah hutan Apis dorsata binghami, selain itu ditemukan pula koloni lebah hutan
pada dinding batu, namun tidak dapat dipanjat dan sulit mengidentifikasinya.
Perjalanan dilanjutkan ke desa Rotnama dengan temuan 43 koloni pada pohon
parna. Setelah menggunakan motor laut ke desa Mahaleta, kami menggunakan motor roda dua menuju
Lelang, pusat Kecamatan Mdona Hyera. Setelah melakukan beberapa persiapan,
perjalanan dilanjutkan sejauh + 3 km arah utara ke tanjung garam. Ditemukan
6 koloni lebah hutan pada dinding bantu. Para pemburu lebah memanjat dinding batu
dengan dibantu tangga bambu dan membawa turun lebah yang telah ditangkap untuk
diidentifikasi. Ternyata, ditemukan satu lagi sub sepsis lebah hutan Apis dorsata brevivule dengan rasa madu
yang agak pahit. Dalam catatan penilitian di dunia selama ini, penyebaran sub sepsis
lebah hutan Apis dorsata brevivule hanya
ada di Philipina. Kini, penyebaran Apis
dorsata brevivule juga ada di Maluku, khususnya di pulau Sermata. Keesokan
harinya dalam perjalanan kembali ke desa
Mahaleta, pa Bob sempat diminta oleh para pemburu lebah untuk menuntun mereka
melakukan panen koloni lebah hutan pada sebuah pohon salawaku dengan jumlah 23
koloni lebah hutan. Yang menarik, ada seorang pemburu lebah yang dapat
menerapkan materi yang telah diperoleh, melalui kemampuannya membawa turun 8 (delapan) pupa calon ratu lebah hutan.
Sambil menunggu hasil analisa akademis, ternyata
sudah dapat dipastikan bahwa telah ditemukan ketiga sub sepsis lebah hutan Apis dorsata di pulau Sermata, Kecamatan
Mdona Hyera, yakni; Apis dorsata dorsata,
Apis dorsata binghami, dan Apis dorsata brevivule dengan rata-rata berada
di ketinggian 30-60 meter. Demikian
pula telah diperkirakan, jumlah koloni lebah hutan Apis dorsata binghami dengan
jumlah minimal yang dapat mengalahkan rekor India. Dan penyebaran Apis dorsata brevivule tidak hanya di
Philipina, tetapi juga di pulau Sermata. Menurut informasi warga masyarakat,
ada pula jumlah koloni Apis dorsata
binghami pada berbagai jenis pohon
dan Apis dorsata brevivule pada
dinding batu yang bisa mencapai jumlah ratusan.
Ternyata, terus terlihat antusiasme warga
jemaat/masyarakat pasca sosialisasi dan pelatihan untuk meningkatkan
pengetahuan seputar potensi lebah hutan dan pengelolaannya. Waktu istirahat
malam kami jadi terganggu, karena pa Bob harus melayani permintaan 33 warga
Jemaat GPM Lelang untuk menjelaskan dan menjawab sejumlah pertanyaan.
Sebagai salah satu Dewan Pakar Asosiasi Perlebahan
Indonesia (API) sejak tahun 2010, Ir. J.A.S. Lamerkabel, M.Si menyatakan pulau
Sermata sebagai salah satu pulau kecil di Maluku, di Indonesia, bahkan di dunia
yang memiliki potensi pengembangan lebah hutan Apis dorsata yang luar biasa. Dari temuan 167 koloni, maka estimasi
produksi madu diperkirakan untuk pulau
Sermata sebagai berikut :
Ø Untuk sekali
panen, dengan rata-rata 5.000 Koloni
lebah Apis dorsata akan menghasilkan
madu sebanyak 125.000 kg. Jika panen berazaskan lingkungan, maka bisa terjadi 4
kali panen dalam setahun, sehingga produksi madu akan mencapai 500.000 kg.
Ø Itu berarti
dengan perhitungan harga madu Rp. 80.000 per kg, maka dalam sekali panen
masyarakat pemburu lebah akan menghasilkan uang sebanyak Rp. 10.000.000.000.
Dan untuk 4 kali panen dalam setahun akan mencapai angka Rp. 40.000.000.000,-
Ø Estimasi
diatas masih hanya terbatas pada produk madu. Masih ada produk lainnya; Bee
Bread (roti lebah) dan Bee Waks (lilin lebah) yang bernilai ekonomis. Juga perhitungan
koloni lebah hutan diatas masih hanya terbatas pada koloni/sarang alami, belum
terhitung jika bertambahnya koloni/sarang buatan.
Mengakhiri perjalanan di pulau Sermata, dan saat
menyebrang ke pulau Luang, kami terus membangun diskusi dan komitmen untuk
menindaklanjuti langkah-langkah pengembangannya hingga 2 tahun mendatang.
Langkah awal bersama Klasis GPM Pp. Babar adalah mengurangi resiko kecelakaan
para pemburu lebah hutan saat memanjat pohon, menghindari kerusakan koloni
lebah hutan saat panen, memproduksi sarang lebah yang berazaskan lingkungan dan
higenis, memantau peningkatan jumlah koloni lebah hutan dengan metode sarang
buatan “tiang jumuran”, dan penyelamatan
lingkungan hidup, terutama pohon tempat bersarang dan flora pakan lebah hutan.
Saat meninggalkan pulau Sermata menuju pulau Luang
untuk menunggu tibanya KM. Sabuk Nusantara 43, ternyata ada saja lebah hutan Apis dorsata yang turut mengantarkan
kami hingga ke tengah laut.
Ternyata bukan saja cerita, tetapi fakta yang
diperoleh selama mengelilingi pulau Sermata selama 4 hari dengan perjalanan sejauh
+ 47 km.
Kesempatan ini, perkenankan Klasis GPM Pp. Babar
mengajak Pemda Kab. Maluku Barat Daya,
Pemda Provinsi Maluku serta semua pihak untuk memberikan perhatian pada Pulau Sermata, pulau yang terlupakan
selama ini, tetapi “Pulau Yang Berlimpah
Madu”.
saya baru tau jika ada apis dorsata di maluku saya sangat berminat utk tahu lebih dalam, jika bersedia berbagi pengetahuan bisa mintak kontaknya ? email saya eman.sulaeman@rocketmail.com hp: 0856-9213-6898
BalasHapusJual OBAT ABORSI Tuntas.100% Aman Dan terpercaya.Standar FDA USA. Cytotec Misoprostal Bagi yang Tidak Ingin Meneruskan Kehamilan Karena Alasan Yang Jelas Dan Tidak Mampu Mendapatkan Dokter Untuk Melakukan ABORSI Kuret Secara Medis. Jangan Ambil Resiko Dengan Menggunakan OBAT ABORSI Yang Tidak Jelas, Resikonya Sangat Tinggi Untuk KESELAMATAN Anda !!! Hubungi Kami Segera. BPK.LUKMAN SUDIRA HP : 08231-8093961 ( CALL / SMS )
BalasHapusPESUGIHAN TUYUL TANPA TUMBAL
BalasHapusJIKA ANDA BERMINAT MEMILIKI PESUGIHAN TUYUL TAMPA TUMBAL
KLIK http://www.jualtuyul.com/ PESUGIHAN TUYUL
SYARAT DAN KETENTUAN SEBELUM ANDA MENDAPAT TUYUL
KI AGENG SUKMO TOKOH SPRITUAL DARI PADEPOKAN GUNUNG KAWI
CUCU LANGSUNG DARI EYANG JUGO TOKOH SPRITUAL YANG PALING DISENGANI PADA JAMANYA DIjamin 100% pasti berasil
Sebelum telpon /SMS terlebih dahulu mengirimkan SMS dengan Format : Nama # usia # Kota Asal*CONTOH : (agung#usia35thn#bandung,) kirim ke 082 337777 976 ( Rasina Dewi )Setelah anda mendapat respon dari kami ,maka anda dpt tlp langsung dengan no tlp yang sudah kami cantumkan (Jagan Di private Namber / SMS ) TIDAK DI LAYANI
Indonesia ini punya sejuta sejarah
BalasHapusTermasuk negri Kalwedo punya sejarah yg jarang di ketahui oleh orang, dengan adanya informasi - informasi seperti ini, bisa memperkaya pengetahuan tentang budaya yg ada di Indonesia,
Kalwedo....