Minggu, 21 Agustus 2011

Inspirasi Leman Yap


Sambil menyelesaikan beberapa urusan Klasis usai Rapat Teknis di Ambon , saya sering mendengar dan berdiskusi dengan beberapa teman, termasuk di jB, juga jalan-jalan ke toko buku Gramedia di Amplas. Saya kemudian membeli sebuah buku yang lebih kurang dapat memberikan inspirasi terhadap isu sepitar kepemimpinan. Saya memang agak sungkang untuk membaginya sebab buku tersebut berisi kisah2 kepemimpinan China klasik serta aplikasinya dalam dunia moderen. Namun, ada dorongan keras untuk segera membaginya, karena ada sejumlah manfaat. Tidak saja kedalaman hikmat dari setiap peribahasa (Cheng YU), tetapi sayapun menyadari ada begitu banyak peribahasa, petuah, pantun adat alam kehidupan orang Maluku sejak leluhur, khususnya di kepulauan Babar yang memiliki kedalaman hikmat (nilai2 kearifan lokal).
Sebagai seorang Konsultan TI, Leman Yap telah menghasilkan 21 buku, yang sebagian besar adalah bestseller. Bahkan buku 50 Chinese Wisdom dan The Best of Chinese Sayings, dan menempati posisi 5 besar GPU tahun 2007 (nonfiksi) versi koran Tempo, edisi 31 Desember 2007. Bukunya yang baru saya baca adalah The Best of Chinese Leadership Wisdoms, setebal 195 halaman. Diawali sebuah pernyataan “seorang pemimpin yang sukses adalah mereka yang bisa membengaruhi dan memberdayakan sepenuhnya potensi orang lain dan membuat mereka bergerak”. Ia meyakini, sekalipun ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang begitu pesat, tetapi satu hal yang tidak lekang oleh zaman, yaitu esensi dari kebijaksanaan China klasik itu sendiri. Kisah2 ribuan tahun silam yang berkaitan dengan kepemimpinan, perilaku, dan manajemen sumber daya manusia masih relevan, bahkan di era globalisasi saat ini. Leman menuntun para pembaca untuk mempelajari kepemimpinan dalam bentuk storytelling yang dikutip dari “Cheng yu” dan dipadukan dengan kepemimpinan moderen.
Cheng yu adalah peribahasa Mandarin yang umumnya terdiri atas empat huruf dan banyak melukiskan kisah-kisah kebijaksanaan China klasik. Umumnya orang belum dapat mengerti arti dan makna dari ungkapan tersebut, sebelum membaca ceritanya. Empat huruf, tapi sarat makna. Cheng yu dapat diartikan idiom atau ungkapan dalam peribahasa Indonesia, tapi bedanya, setiap Cheng yu berasal dari sebuah kisah. Secara apik, Leman menyajikan sejumlah aspek yang lahir Chinese Leadership Wisdoms dalam 6 (enam) bagian. Sejumlah aspek itu seharusnya dimiliki oleh seorang pemimpin, antara lain :
1.Visi dan Komitmen
-Mempunyai visi dan cita-cita yang tinggi
-Mempunyai komitmen dan semangat
2.Skill
-Mampu berkomunikasi dengan baik
-Mampu membina hubungan yang baik
-Mampu menjadi pendengar yang baik
-Mampu menangani konflik
-Mampu mengantisipasi kedepan
-Mampu memberdayakan Timnya
-Mampu menilai orang lain
-Mampu mengambil keputusan (terbaik)
-Mampu memotivasi Tim.
3.Keberanian untuk Bertindak
-Berani mengambil inisiatif (pelopor)
-Berani menggunakan wewenang
-Berani menempatkan keadilan di atas segalanya
-Berani mengambil keputusan dan tindakan keras
4.Terus Bertumbuh
-Mau terus belajar
-Tidak terjebak dalam zona kenyamanan
5.Beretika-sosial
-Mempunyai integritas
-Bersedia minta maaf
-Harus menjadi teladan yang baik
-Jangan mencurigai
-Jangan habis manis sepah dibuang
-Mempunyai rasa peduli.
Pada bagian akhir (bagian keenam), Leman menyadarkan kita untuk sebuah hukum kepemimpinan bagi pembentukan sikap kepemimpinan, diantaranya; hukum reproduksi, hukum proses, hukum daya tarik-menarik, hukum kepercayaan dan hukum warisan. Salah satunya, “shu shi yang mao” artinya “orang yang berbakat, tetapi potensi tersebut tidak diasah (bahkan terlalu dimanja), sehingga menjadi tumpul dan tidak berguna”. Itu berarti sikap kepemimpinan tidak lahir dengan sendirinya.

Saya berharap, Leman Yap dapat memberikan inspirasi bagi kita yang galau terhadap sejumlah masalah kepemimpinan di kepulauan Babar. Kita, tidak harus terus kecewa dan marah, tetapi seharusnya menyikapinya dengan arif. Menemukan lagi kandungan nilai2 kearifan lokal mestinya menjadi salah satu pilihan. Metode storytelling dapat menjadi inspirasi guna menemukan hikmat dari kisah2/cerita2 rakyat sekaligus memberikan fondasi bagi tumbuhnya sikap kepemimpinan. Saya ingat cerita SISIASI, seorang pemimpin perempuan sekaligus pejuang rakyat di Telalora. Cerita, tikus penakluk burung Elang pemangsa rakyat negeri Masbuar. Ada juga berbagai pantun adat, dan yang lainnya. Kita bisa belajar untuk membangun kepemimpinan terkait dengan keenam aspek diatas (visi dan komitmen, skill, keberanian unguk bertindak, kemauan untuk terus tumbuh, dan beretika-sosial).

Semoga para generasi muda kepulauan Babar terus berproses dan mempersiapkan diri menjadi Pemimpin yang memiliki sikap kepemimpinan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar